Minggu, 21 Juni 2009

Embun Pagi Chapter 2

----- Setelah ganti baju, mereka langsung berangkat. Membeli semua kebutuhan dapur, yang tlah lama kosong. Mereka tertawa ceria. Melihat ekspresi pembeli dan penjual yang tak mau kalah dengan pendapat mereka. Inilah yang namanya kehidupan. Kita harus menjalaninya walau harus berbeda pendapat satu sama lain dan Tidak bisa egois dengan apa yang kita pikirkan.
----- Sewaktu dipasar, Dhony melihat seorang gadis yang menangis entah kenapa. Dhony mencoba menyapa sigadis tersebut. " Ada apakah gerangan menangis? apa ada masalah?" Sigadis berkata, " Aku baru diputuskan oleh kekasihku. Apa sebabnya aku tidak tahu. Apakah aku tidak pantas untuk dia?" Dhony menjawab, " Jangan resah. Didunia ini tidak ada yang namanya kesetiaan. Namun kita juga harus mengerti. Dimana langkah yang akan kita tujukan untuk masa depan kita. Kita hanya manusia. Yang slalu memiliki kekurangan walau kita sendiri tidak menyadari semua itu.
----- Gadis itu bertanya kepada Dhony." Maaf kenapa kau bilang begitu. Apakah kau pernah merasakan rasa sakit seperti ini?"Pernah. karna itu aku mengerti perasaanmu." jawab Dhony dengan tersenyum.
----- " Terimakasih kau telah meyakinkanku. kalau boleh tahu, siapakah dirimu sebenarnya? Apakah kau seorang malaikat cinta yang tahu dengan isi hati seseorang." Tanya sigadis kembali.
----- " Bukan. Aku hanya manusia biasa yang baru melihat seorang peri yang menangis dalam kesedihannya. Aku begitu tidak tega. Hanya mellihat dan tak mempedulikan siperi tersebut."
----- " Iya. Aku tahu. tapi mengapa kau begitu baik. Mau membuat orang tersenyum kembali.Dan mengerti akan keadaan orang lain.Siapakah dirimu sebenarnya. Bolehkah aku mengetahuinya."
----- " Namaku Dhony salam kenal.Jika boleh tahu juga. Siapakah disana? Agar kita saling kenal dan menyebutkan nama saat berbicara."
----- " Aku Alin. Seorang wanita yang tak pernah bisa mengerti dengan keadaanku sendiri."
----- " Jangan berbicara seperti itu. Memang masalah apalagi yang kau rasakan saat ini?"
----- " Aku begitu bingung. Telah ditinggal kekasih dan juga di usir dari rumahku sendiri. Apakah kesalahan yang kuperbuat akupun tidak tahu. Aku hanya bisa menerima semua ini. Tidak bisa melawan dengan apa yang akan aku katakan."
----- " Tabahlah. Mungkin itu sebuah cobaan dari yang diatas agar kita semakin kuat dengan hidup yang kita jalani sekarang ini."
----- " Iya aku tahu. Tapi sekarang tidak ada tempat berteduh untukku. Dimana aku akan hidup. Dimana aku akan bisa melelapkan diriku dalam mimpi."
----- " Mungkinkah aku bisa membantumu untuk keluar dari masalah ini?"
----- " Aku sekarang tlah pasrah. Mau meninggalkan dunia yang fana ini, aku tak akan peduli. Karna aku tlah kalah dengan kepesimisanku."
----- " Maaf kalau aku lancang. Apakah kau bersedia menginap dirumahku untuk sementara."
----- " Tapi kita tidak muhrim. Nanti apa kata orang orang diluar sana. Ada dua orang remaja yang serumah namun tak nikah dulu."
----- " Iya aku tahu itu. Disana aku tidak sendirian. Ada ibu, Ayah, Dan adik adikku. Menginaplah dirumahku. Agar kamu bisa berteduh dan melupakan semua masalahmu. Kami akan menyambut kamu dengan senang hati."
----- " Benarkah? Tapi kita baru saling kenal.Belum tahu satu sama lain. Kenapa kau begitu mempercayaiku. Nanti kalau ada apa apa, nanti kamu yang disalahkan."
----- " Tenag saja. Kamu akan nyaman disana. Yakinlah padaku."
----- " Iya. Terimakasih Aku telah berutang budi kepadamu. Aku begitu terharu. Masih ada orang sebaik kamu didunia ini. Terimakasih tuhan kau temukan aku dengan seorang malaikay yang dapat membuatku terdiam dari tangisku."
----- Alin menghapus air matanya. Rasa senang haru bercampur dihatinya. Begitu bahagia hingga tak mampu Mengeluarkan satu patah katapun dari mulutnya. Hanya bisa berterimakasih dengan sebuah pelukan untuk Dhony yang tlah bisa mengerti dirinya.
----- Saat itu Kyo yang sudah mendapat bahan masakan berjalan menuju ketempat Dhony yang sedang menunggunya. Kyo merasa heran. Siapakah gadis yang berada disampingnya itu.
----- " Dhon... " Kyo menarik Dhony dari tempat itu.
----- " Ada apa"." Tanya Dhony keheranan.
----- " Siapa gadis itu. Kenapa kalian dekat sekali? Apa kamu habis menggoda gadis lagi?" Tanya Kyo dengan sindiran.
----- " Tidak... Tadi aku barusan ketemu saja. Dioa menangis lalu aku samperin. Katanya dia lagi ada masalah. Sini aku kenalin." Dhony menarik Kyo ketempat gadis itu.
----- " Kenalkan ini Cyo sahabatku."
----- " Aku Alin salam kenal yah Cyo... " Dengan senyuman manis, Alin memperkenalkan dirinya.
----- " Maaf Alin. Namaku bukan Cyo tapi Kyo. Itu cuman panggilan sidudut Dhony saja. Panggil aku Kyo saja yah." Kata Kyo dengan wajah segan.
----- " Hahahaha... Si Cyo. Pemaluan amat sih kamu. Biasa kali nanggapin cew." Sindir Dhony.
----- " Ah kamu Dut. Aku sama kamu itu beda. Aku pemaluan sama wanita yang baru kukenal. Jadi agak susah. Maaf ya Alin." Perkataan Kyo mengarah ke Alin.
----- " Iya tidak apa apa kok."
----- " Emang Alin mau kemana?" Tanya Kyo dengan tersenyum.
----- " Dia mau menginap dirumahku." Sahut Dhony.
----- " Apa? Alin Alin mau menginap dirumahmu. Dia sepupumu yah?" Tanya Kyo heran karna setahu Kyo, Dhony tidak punya sepupu.
----- " Bukan. Kita baru saja ketemuan kok. Kebetulan saja."
----- " Owh... Terus kenapa kamu minta dia nginap dirumahmu?" Tanya Kyo sekali lagi.
----- " Ntar dech aku ceritain masalahnya. Gimana sama belanjaannya? Dah dapat Belun?" Kata dhony mengalihkan pembicaraan.
----- " Sudah. Ntar aku masakin yang enak tenang saja."
----- " Yasudah. Sekarang kita balik Terus masak sarapan. Perutku sudah idak tahan lagi nih. Mengeluh mulu dari tadi pagi." ... " Yuk Alin kita berangkat." Mereka bertiga masuk kemobil. Segera pulang dan meninggalkan pasar itu.

***

Suasana didalam mobil...
----- " Maaf Kyo. Aku lihat lihat, kalian berdua akrab sekali. Kalian seperti saudara saja." Alin mencoba menghilangkan keheningan didalam mobil.
----- " Iah Lin. Kita memang sudah seperti saudara. Soalnya kita sudah temenan sejak balita." Jawab Kyo sambil mengendarai mobilnya.
----- " Owh pantesan. Kalian saling mengerti satu sama lain. Senang bisa bertem kalian."
----- " Iya. Oyah, kalau boleh nanya. Kenapa kamu menginap dirumah Dhony?" Tanya Kyo karna penasaran.
----- " Aku ada masalh dirumah. Aku diusir gara gara ada temanku yang usil nelpon ke hpku."
----- " Kenapa itu bisa terjadi? Kan bisa dihapus. Ketahuan orang rumah ya?"
----- Dhony hanya diam. Cuman melihati lingkungan disampingnya. Sebenarnya orangnya tidak banyak bicara dan penuh kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah. Namun dia kurang suka berurusan dengan pembicaraan orang lain disekitarnya."
----- " Iya. Saat itu, ibu sedang memeriksa Hpku. Dia meminjam Hpku untuk menelpon bibiku ditulung agung.Saat itu juga Hpku berbunyi. Ibu mengangkat telponnya. Ibu mendengar suara laki laki yang tertuju untukku. Dia mengtakan kata kata jorok. dia bilang." Alin aku sudah dapat pil KB nih. Nanti kita bisa main bareng lagikan. Aku sudah kangen banget buat meluk kamu nih." Ibu langsung lengsung marah. dia menamparku tanpa perasaan. Lalu keesokan harinya aku diusir dari rumahku." Alin menjelaskannya dengan memaksakan diri.
----- " Walah walah... Parah tuh anak. Emang dia siapa kamu?"
----- " Dia temanku. Kita cuman berhubungan lewat telpon saja. Belum pernah ketemu langsung dengan orangnya."
----- " Mengapa kamu tidak menjelaskan ke ibumu saja."
----- " Sudah aku jelaskan. Tapi ibuku tak pernah mengertikan aku. semua perkataanku ditolak mentah mentah oleh ibuku. Ibu bilang." Jadi kamu bersembunyi dibalik sikap kekanak kanakan kamu itu. Ibu sudah kecewa melihat tingkahmu seperti ini. Kamu ini wanita. jaga kehormatan dan kesucianmu." Aku sudah bilang." Aku sudah dewasa bu. Aku bisa jaga diriku sendiri." Tapi malah tamparan yang kudapat.
----- " Iya. Tapi, kalau boleh nyaranin. Jelaskanlah dengan penjelasan yang logika. Bilang saja begini. Aku tidak pernah melakukan hal sehina itu. Demi tuhan aku belum pernah Disentuh oleh laki laki. Aku wanita bai baik bu."
----- " Ya mau diapain lagi. Nasi tlah menjadi bubur. Tak ada yang bisa disesalkan lagi."
----- " Hmm... Tabah saja yah. Mungkin ini cobaan yang diatas buat umatnya. Agar umatnya semakin kuat untuk menjalani kehidupan yang sulit ini."
----- " Wah... Pemikiran kamu persis dengan apa yang dikatakan Dhony kepadaku. Kalian seperti dua nyawa yang berbeda. namun berkepribadian yang sama."
----- " Tidak juga kok. Kita cuman memiliki pemikiran yang sama. Kita sama sama berpikir positif untuk menjalani hidup ini."
----- " Owh... pantesan wajah kalian selalu cerah. Pasti menyelesaikan masalah secara baik baik."
----- " Iya... Karna itulah kami tidak mau mempermasalahkan apapun." Jawab Kyo dengan senyuman
----- kini mereka tlah tiba didepan rumah. mereka turub dari mobil, dan bersiap siap untuk memasak makanan.

----- Mereka layaknya keluarga yang baru berjumpa dengan saudara baru mereka. Menyambut dengan senyuman, yang membuat kenyamanan. Tampak seperti sekumpulan remaja yang bekerja sama untuk menjalani hidup mereka dengan semestinya.
----- " Mana keluarga kamu Dhon?" Tanya Alin.
----- " Ini rumahku bukan rumah Dhony. Jadi maklum disini sepi. Semua keluargaku sudah meninggalkanku."
----- " Maaf ya sudah mengungkit ungkit masa lalu kamu."
----- " Iya tidak apa apa. Aku sudah terbiasa kok hidup sendiri."
----- " Yasudah. Sini biar aku yang masakin. Kaliankan laki laki. Jadi biar wanita yang masak. Ntar aku masakin yang enak buat kalian berdua."
----- " Tidak usah Alin. Biar Kyo aja yang masak." Sahut Dhony dari ruang tamu.
----- " Kenapa? Aku tidak merasa kerepotan kok. Kalian laki laki. Apa bisa masak makanan?" Tanya Alin kembali.
----- " Tidak apa apa. Dia sudah pintar masak kok Lin. Dia itu juru masak hotel bintang lima." Jawab dhony dari kejauhan.
----- " Wah... Hebat dong. Ajarin aku masakan jepang dong." Kagun Alin kepada Kyo.
----- " Iya Lin. Tapi tidak sekarang yah. Soalnya tidak ada bahan buat masaknya."
----- " Siip bos. Yang penting kamu mau ajari aku masak masakan jepang."
----- " Iya sama sama." Jawab Kyo dengan senyuman manis.
----- Betapa kagumnya Alin melihat cara masak Kyo. Begitu prefesional. Lincah dalam menggunakan berbagai alat alat dapur. Semua sayur dicincang dengan cepat. Mengaduk masakan tampa tumpah sedikitpun. Skillnya bagaikan dewa koky sedunia.
----- " Makanan datang... " Sahut Kyo dari dapur. Dhony dan Alin bergegas melihat masakan Kyo. Seperti melihat keindahan gunung fuji dengan keajaiban masakan Kyo.
----- " Wah... Cyo. Ini seperti mimpi. Kamu bisa menyulap makanan menjadi hiasan seperti ini. Kamu apakan masakan ini? Kejut Dhony.
----- " Iya. Nasi yang dibalut dengan santan diatasnya dan dikelilingi dengan sayur sayuran. Sebagaimana seperti gunung fuji yang dikelilingi hutan. Dikasih butir butiran cabe merah dan cabe hijau. Dan didalamnya dikasih saus tomat sebagai lavanya. Wah... Kamu hebat sekali." Sanjung Alin dengan seking terkejutnya melihat masakan Kyo.
----- " Hmm... Tidak bagus bagus juga. Komposisi bahannya begitu sederhana. Cuman bermodal nasi dan sayur sayuran. Tidak ada lauk pauknya." kyo menjelaskan komposisi masakannya.
----- " Tidak apa apalah. Ini saja terlihat menakjupkan bagiku. Sudah makanannya cantik, rasanya juga unik. Manis manis pedas."
----- " Iya. Enyak sekali. Aku mau nambah aja nih kayaknya." Mereka menyatapi makanan itu sebelum diletaklkan dimeja makan.

***

----- Malam menggantikan cerahnya siang. Bertukar kehangatan dengan kesejukan. Tergantikan cahaya mentari dengan kilauan bintang kecil yang menari diatas langit malam. Burung burung hantu ikut bernyanyi untuk memeriahkan malam malam itu. Katak katak berorkestra untuk menambah musik merdu dalam kesunyian malam.
----- Semua aktifitas berhenti. Semua nyawaberistirahat untuk memulihkan tenaga mereka yang tlah terkuras habis oleh kegiatan mereka tadi siang. Tertidur dalam kenyenyakan. Terselimuti oleh kehangatan dan kasih sayang keluarga.


Kini malam menyambutku lagi
Meneriakanku untuk terbangun didunia mimpiku
Mencoba menarikku
Untuk menemani wanita cantik
Yang terbelunggu didalamnya

Sunyi terasa begitu dalam dihatiku
Begitu sepi
Tak ada yang menemaniku
Kini sang jelita menungguku
Hanyut dalam lamunan
Terbawa sedih oleh kepergianku
Namun...
Saat ini aku terbangun kedunia mimpiku
Untuk bertemu jelita cantik itu
Dan membuatnya tersenyum kembali